7 Makanan Dari Serangga Paling Ekstrem Di Dunia - Salah satu alasan orang melakukan traveling adalah ingin mencicipi kuliner yang khas di suatu tempat. Tapi ingat tak semua kuliner rasanya bisa menggoyang lidah. Masalah berani tidak berani itu jadi urusan Anda. Namun yang pasti, jangan kaget kalau menemukan serangga yang mungkin tidak jadi makanan di negara Anda, justru jadi camilan di beberapa negara lainnya.
Berikut adalah 7 Makanan Dari Serangga Paling Ekstrem Di Dunia seperti yang dikutip dari detikTravel Senin (1/12/2015) :
1. Rayap di Amerika Latin dan Afrika
Hampir di kawasan Amerika Latin dan Afrika, rayap menjadi camilan favorit. Caranya adalah dengan dimakan mentah-mentah yang katanya rasanya seperti melahap wortel. Tapi, ada juga yang dimakan dengan cara digoreng atau dibakar. Usut punya usut, konon rayap dipercaya mengandung protein, zat besi, kalsium dan asam amino.
2. Ulat Sagu di Selandia Baru
Ulat sagu adalah camilan kesukaan suku Maori di Selandia Baru. Mereka pun memakannya langsung mentah-mentah dengan cara dikunyah. Ulat sagu bisa didapat dari kayu-kayu yang sudah lapuk di dalam hutan. Tapi tak hanya di Selandia Baru, camilan ulat sagu juga bisa Anda cicipi di Papua dan Jailolo, Halmahera Barat. Kalau di Papua, tepatnya ada di kawasan pesisir pantai dan jadi camilan favorit suku Kamoro di Timika.
3. Ulat Mapone di Zimbabwe
Ulat mapone bisa ditemukan di pohon mapone di Zimbabwe. Sekilas, ulat ini seperti ulat bulu yang punya beragam warna. Membayangkannya saja, mungkin Anda sudah merasa gatal. Tapi siapa sangka, ulat mapone malah jadi makanan favorit di Zimbabwe.
Caranya, isi bagian dalam ulatnya akan dikeluarkan lebih dulu dan kemudian dijemur. Ini agar menghasilkan rasa yang gurih. Setelah itu, selanjutnya akan digoreng dan disajikan dengan saus. Menurt masyarakat Zimbabwe, rasanya seperti kripik kentang. Mau?
4. Tarantula di Kamboja
Jika biasanya kebanyakan orang takut melihat tarantula, maka berbeda dengan orang-orang di Kamboja. Di sana, tarantula malah menjadi kuliner bernama tarantula goreng!. Tarantula di Kamboja dimasak dengan cara digoreng dengan gula, garam dan bawang putih. Warnanya hitam dan bentuknya masih jelas. Saat digigit, kebanyakan turis merasa seperti memakan udang yang rasanya garing dan gurih.
Mengapa orang-orang Kamboja memakan tarantula? Pada Pada tahun 1970-an saat masa pemerintahan Khmer Merah, masyarakat Kamboja menderita kelaparan parah. Ketika itulah, mereka memakan apa saja demi menyambung hidup, termasuk memakan tarantula. Itu, masih terbawa hingga sekarang dan malah jadi kuliner ekstrem yang jadi daya tarik turis di Kamboja.
5. Kumbang kotoran di Thailand
Dari namanya saja sudah bisa ditebak, kumbang ini adalah pemakan kotoran termasuk kotoran hewan. Tapi di Thailand, kumbang kotoran malah jadi kuliner yang menggoyang lidah karena disajikan dengan cara dimasak lalu ditambahkan cabai, serai dan kemangi.
6. Kalajengking di Tiongkok
Kalajengking yang terkenal dengan tusukan dan bisanya yang mematikan, justru jadi hidangan kuliner di Tiongkok. Tepatnya, Anda bisa melahapnya di kota Beijing. Cara memakannya adalah dengan dipanggang, goreng, bakar dan bahkan dimakan mentah-mentah. Rasanya konon seperti udang.
7. Kecoa di Tiongkok
Kalau kuliner ekstrem yang satu ini, mungkin bikin bulu kuduk merinding. Di Tiongkok, kecoa menjadi makanan atau camilan yang digemari. Pertama, kecoa bakal digoreng dua kali dalam minyak kacang. Baiknya lagi, sayapnya dicopot terlebih dulu. Rasanya gurih dan renyah!. Usut punya usut, masyarakat Tiongkok percaya bahwam kecoa dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Bahkan, kecoa dijual dalam bentuk pil untuk pengobatan penyakit jantung, perut dan penyakit hati.
Sumber : travel.detik.com
0 Comments